Beranda » Blog » Alpukat Wina Merupakan Alpukat Jumbo dari Jawa Tengah

Alpukat Wina Merupakan Alpukat Jumbo dari Jawa Tengah

Diposting pada 22 Maret 2017 oleh bibit buah / Dilihat: 4.937 kali

Alpukat Wina Merupakan Alpukat Jumbo dari Jawa Tengah – Produktivitas 60—80kg per panen. Bandungan, menjadi sentra alpukat. Warga menanamnya di halaman rumah. Pohon alpukat setinggi langit-langit rumah itu sarat buah. Hampir di setiap cabang bergelayut 4—7 buah. Bahkan di cabang-cabang bagian bawah, 1 m dari permukaan tanah, juga bergelayut buah Persea americana sekepalan tangan. “Ini alpukat wina,” ujar Agus Riyadi, pemilik pohon alpukat di Desa Ngasem, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Di halaman rumah Agus seluas 6 m2 itu tumbuh sebuah pohon berumur 3 tahun.

Sebuah pohon rata-rata menghasilkan 60—80 kg sekali panen. Bobot buah matang rata-rata 800—1.300 gram sehingga sekilogram terdiri atas 1—2 buah. Agus mengatakan pohon alpukat di rumahnya panen raya pada Mei hingga Agustus. Tujuh bulan sejak mekar bunga, pria 32 tahun itu memanen buah. Ia menjual kerabat kayu manis itu ke pengepul Rp8.000 per kg. Itu menjadi tambahan pendapatan Agus yang berprofesi sebagai guru Sekolah Dasar.

alpukat wina merupakan alpukat jumbo

Agus Riyadi tak perlu memanjat untuk panen alpukat

Perbanyakan Alpukat Wina

Di pekarangan rumah Turmanto—200 meter dari rumah Agus—juga tumbuh 3 pohon alpukat. Satu pohon merupakan pohon alpukat wina berumur 6 tahun. Sementara dua pohon lainnya merupakan keturunan pohon induk yang baru berumur sekitar 3 tahun. Ketiga pohon itu tumbuh berdekatan dengan jarak antarpohon sekitar 5 m. Pohon alpukat wina yang lebat berbuah itu pemandangan lazim hampir di setiap pekarangan rumah di Kecamatan Bandungan pada Januari 2014.

Hampir setiap halaman rumah di Kecamatan Bandungan tumbuh rata-rata 3—6 pohon alpukat produktif. Tinggi pohon mencapai 2,5 m dan diameter batang sekitar 20 cm. Bandungan terdiri atas 9 desa. Menurut Agus, di Desa Ngasem saja terdapat Kelompok Tani Berkah Jaya beranggota 45 orang. Mereka mengelola 300—400 pohon alpukat berumur minimal 3 tahun. Pohon alpukat itu berbuah terus-menerus nyaris sepanjang tahun dengan panen raya pada Mei—Agustus. Dari kecamatan sebelah utara Kabupaten Semarang itu setiap tahun dipanen 150 ton alpukat.

Para pengepul menjajakan buah itu ke Jakarta dan Semarang, Jawa Tengah. Agus menjelaskan awal mula penanaman alpukat di Bandungan berkat upaya Turmanto. Pada 2004 Desa Ngasem terkenal sebagai sentra lengkeng. Semula warga enggan menanam alpukat karena mereka sudah menanam lengkeng sebagai tanaman pekarangan. Namun, biaya perawatan pohon lengkeng relatif mahal dan tidak sebanding dengan perolehan omzet. Pekebun harus membungkus buah lengkeng dengan keranjang bambu untuk mencegah serangan hama. Bandingkan dengan buah alpukat yang dibiarkan bergelantungan di pohon begitu saja.

Oleh karena itu banyak warga menebang lengkeng dan menggganti dengan alpukat. Sebetulnya terdapat tiga jenis alpukat di sana. Selain wina, masyarakat di sentra itu juga menanam dua jenis alpukat lainnya, yakni muria dan si cantik. Wina merupakan alpukat asli Desa Jetis, Kecamatan Bandungan. Adapun si cantik berasal dari Gunungpati, Kabupaten Semarang, serta muria dari Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

alpukat wina merupakan alpukat jumbo

Perbandingan alpukat wina (kiri) dan alpukat lokal (kanan)

Pemilihan ketiga varietas itu bukan tanpa alasan. Alpukat wina bersosok bongsor berbobot 0,8—1,3 kg. Daging buah berwarna kuning mentega. Rasa alpukat pun istimewa, rasa daging buah pulen, lezat. Wina tanpa rasa pahit dan tanpa serat, meski disantap segar tanpa diolah menjadi jus. Alpukat si cantik dan muria tergolong jumbo, meski tidak sebesar wina. Bobot rata-rata alpukat itu 500—1.000 gram per buah. Si cantik berkulit hijau berkilau sehingga konsumen menyukainya.

Penanaman pohon baru pun terus dilakukan. Kelompok Tani Berkah, misalnya, menargetkan penanaman 500 pohon hingga setahun ke depan. “Kami ingin menjadi sentra alpukat di Semarang,” ujar Agus. Bibitnya berupa bibit sambung pucuk. Batang bawah berasal dari alpukat lokal, sedangkan batang atas alpukat unggulan. Sebagian besar batang atas menggunakan varietas wina, mencapai 90%. Sisanya varietas si cantik dan muria.

Ekspor Alpukat Wina

Tanaman anggota famili Lauraceae itu menjadi sumber pendapatan warga Kecamatan Bandungan. Maklum, harga jual alpukat wina tergolong premium, bahkan pernah mencapai Rp27.000 per kg. Harga itu tiga kali lipat harga alpukat biasa yang dijual di Pasar Induk Kramatjati, Jakarta Timur. Permintaan pun mengalir deras. Menurut Agus, permintaan alpukat wina untuk Jawa Tengah baru terlayani 10%. Sebuah pasar swalayan ritel terkemuka di Kota Jakarta meminta rutin 200 kg alpukat per pekan. Itu baru dari 1 pemasok. Padahal minimal ada 3 pemasok alpukat ke pasar swalayan itu.

Selain domestik, permintaan juga datang dari mancanegara. Sejak 2013, Agus mengekspor 10 ton alpukat ke Singapura. Namun, permintaan meningkat menjadi 20 ton per bulan sehingga Agus tak sanggup memenuhi kebutuhan. Popularitas alpukat wina turut mendongkrak permintaan bibit. Menurut Agus, hingga kini permintaan bibit datang dari berbagai daerah seperti Sumedang, (Jawa Barat), Surabaya (Jawa Timur), Padang (Sumatera Barat), dan beberapa kota di Kalimantan Timur.

Masyarakat Bandungan bergairah menanam alpukat karena pangsa pasar terbuka. Selain itu merawat alpukat relatif mudah. Saat menanam, cukup berikan pupuk kandang sebagai pupuk dasar untuk menggemburkan tanah. Pemupukan susulan dengan kotoran itik dan sampah organik setiap bulan. Selanjutnya cukup siram setiap hari. Beberapa warga sering kali menyiramkan air cucian beras.

Menurut dosen Kesuburan Tanah di Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Dr Ir Ani Yuniarti MP, air beras mengandung fosfor, kalium, dan kalsium yang baik pertumbuhan bunga dan buah. Sementara kalsium untuk menetralkan tanah yang masam. Selain perawatannya mudah, warga Bandungan tertarik untuk menanam karena alpukat itu tahan serangan ulat. Menurut dosen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Sobir PhD, kemungkinan alpukat itu mengandung enzim antiprotease. Jika enzim itu masuk ke tubuh hama, ulat tidak bisa mengurai protein yang dibutuhkannya untuk berkembang biak. (Kartika Restu Susilo-TRUBUS)

baca juga: Bibit Alpukat Wina

Tags: , , , , , , , , , , , , , , , , ,

Bagikan ke

Diposting oleh

jual bibit tanaman buah berkualitas dan bergaransi

Alpukat Wina Merupakan Alpukat Jumbo dari Jawa Tengah

Tinggalkan Balasan ke rizky maulida Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan kami publikasikan. Kolom bertanda bintang (*) wajib diisi.

*

*

Menanam Pohon Tin di Greenhouse Solusinya Dari Serangan Karat Daun
6 Maret 2017

Tingkat produktivitas buah tin lebih maksimal berkat perlindungan dari air hujan. Greenhouse seluas 330 m² berbentuk terowongan itu tampak mewah.... selengkapnya

Cara Mudah Merawat Pohon Kurma Tropis
11 Maret 2017

Cara Mudah Merawat Pohon Kurma Tropis – Di Indonesia Kurma tropis memang masih sangat sedikit yang membudidayakan, sehingga kebanyakan masyarakat Indonesaia... selengkapnya

Panduan Menanam dan Merawat Jambu Air Madu Deli Hijau Agar Buah Berwarna Hijau dan Manis
12 Desember 2017

Panduan Menanam dan Merawat Jambu Air Madu Deli Hijau – Jambu air madu deli alias MDH tentu akan memikat mata dan... selengkapnya

6 CARA BUDIDAYA MANGGA KIOJAY YANG EFEKTIF MUSIM KEMARAU
21 Maret 2020

Kembali lagi bersama kami, dalam kesempatan kali ini kita akan mengulik perihal cara budidaya Mangga Kiojay yang efektif saat musim... selengkapnya

4 Keunggulan Anggur Transfiguration Yang Begitu Populer
8 Desember 2020

Anggur Transfiguration adalah buah anggur yang mempunyai warna unik dan juga rasa serta kualitas yang tidak perlu kita ragukan lagi.... selengkapnya

6 Kelebihan Alpukat Aligator dan Manfaatnya | Besar, Tebal, Lezat, Mudah, Genjah dan Sehat
4 Mei 2019

Mengetahui Beberapa Kelebihan Alpukat Aligator dan Manfaatnya! Alpukat aligator adalah salah satu varian dari buah Avocado yang cukup unik. Ukurannya... selengkapnya

Budidaya Jambu Citra di Thailand Sangat Menguntungkan
22 Maret 2017

Budidaya Jambu Citra  Panen 400 kg jambu citra dari sepohon di Thailand. Produksi di Indonesia per pohon 100—200 kg. Wajah... selengkapnya

Jenis Jambu Air Rasa Paling Manis
13 September 2020

Saat cuaca sedang panas memang paling enak menikmati buah dengan kandungan air yang banyak. Apalagi jika buah tersebut memiliki rasa... selengkapnya

5 Cara Penanaman Alpukat Miki
11 Maret 2020

kali ini kita akan membahas mengenai cara penanaman Alpukat Miki yang baik, langsung saja kita bahas di artikel ini. Buah... selengkapnya

7 TAHAP PENANAMAN TANAMAN BUAH ALPUKAT BOOTH 7
25 Mei 2020

Varietas Alpukat booth 7 merupakan varietas tanaman buah yang baru dan aktual. Keberadaannya yang jarang ditemui meski dapat tumbuh dengan... selengkapnya

Alpukat Wina Merupakan Alpukat Jumbo dari Jawa Tengah

Social Media & Marketplace
Chat via Whatsapp

Ada yang ditanyakan?
Klik untuk chat dengan customer support kami

yaniz
● online
yaniz
● online
Halo, perkenalkan saya yaniz
baru saja
Ada yang bisa saya bantu?
baru saja
Produk Quick Order

Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak dibawah: